Logia Informatika Bab II
BAB II
PENGANTAR LOGIKA
PROPOSISIONAL
- Pendahuluan
Dilihat dari bentuk
struktur kalimatnya, suatu pernyataan akan memiliki n=bentuk susunan
minimal terdiri dari subjek yang diikut predikat baru kemudian dapat
diikuti oleh obyeknya. Perhatikan contoh berikut:
Contoh 2-1.
- Dewi belajar
- Badu adalah seorang mahasiswa yang pandai pada mata kuliah logika matematika.
Kalimat pertama
hanya memiliki subjek dan predikat, sedangkan kalimat kedua memiliki
subjek predikat objek dan keterangan. Setiap pernyataan yang hanya
memiliki satu nilai benar atau salah disebut proporsi sehingga logika
yang menangani atau memproses atau memanipulasi penarikan kesimpulan
secara logis dari proporsi-prosporsi disebut logika proporsional.
Proporsi-proporsi dapat digabung dan dimanipulasi sehingga membentuk
proporsi yang rumit. Penggabungan tersebut dilakukan dengan
perangkai-perangkai sehingga disebut proporsi majemuk. Perhatikan
contoh berikut:
Contoh 2-2.
- Belajarlah!
Jadi, kata tersebut
dapat diubah menjadi kalimat yang lengkap tanpa mengubah artinya
sehingga dapat menjadi:
- Anda harus belajar dengan rajin!
Tetapi pada contoh
2-2 anda akan menjumpai dua buah proporsi
Contoh 2-3.
- Belajarlah, atau Anda gagal!
Jadi, kalimat
lengkapnya adalah
- Anda harus belajar dengan rajin atau Anda akan gagal.
- Argumen-Argumen
Argumen merupakan
kumpulan pernyataan yang disebut premis-premis dan diikuti oleh
kesimpulan yang selaras dengan premis-premisnya. Ada argumen yang
dikatakan kuat, tetapi adapula yang secara logis tidak kuat. Berikut
contoh argumen yang kuat:
Contoh 2-4.
- Jika Anda rajin belajar, maka Anda lulus ujian.
- Jika Anda lulus ujian, maka Anda senang.
- Dengan demikian, jika Anda belajar rajin, maka Anda akan senang.
Pernyataan 1) dan 2)
merupakan premis-premis dari argumen, sedangkan pernyataan 3)
merupakan kesnimpulan yang mengikuti atau berasal dari
premis-premisnya. Jika premis-premis bernilai benar, maka kesimpulan
juga harus bernilai benar, sehingga argumen tersebut disebut argumen
yang secara logis kuat. Jadi tidak mungkin suatu premis-premis yang
bernilai benar akan diikuti oleh kesimpulan yang bernilai salah, atau
premis-premisnya yang bernilai salah tidak mungkin menghasilkan
kesimpulan yang bernilai benar.
Perhatikan berikut
ini:
A = Anda belajar
rajin.
B = Anda lulus
ujian.
C = Anda senang.
Selanjutnya, bentuk
argumen tersebut menjadi:
- Jika A, maka B
- Jika B, maka C
- Jika A, maka C
- Proporsi-Proporsi
Proporsi merupakan
pernyataan apa saja ynag mempunyai nilai benar dan salah. Perhatikan
contoh berikut:
Contoh 2-5.
- Angka 9 adalah angka sial.
- Hari selasa adalah hari sial.
- Angka 7 adalah angka keberuntungan.
- Warna merah adalah warna bahagia.
Contoh-contoh
pernyataan diatas akan menimbulkan perbedatan karena tidak semua
orang mempunyai pendapat yang sama. Selain itu, pernyataan yang
berupa kalimat tanya dan kalimat perintah tidak bisa dipakai pada
proposisi.
Contoh 2.6.
- Badu, kerjakan tugas tersebut!
- Badu, apakah engkau sudah mengerjakan tugas tersebut?
Suatu proposisi juga
tidak boleh digantikan dengan proposisi lain yang artinya sama.
Contoh 2-7.
- Badu tidak lapar.
- Badu kenyang.
Pada pernyataan
pertama dengan kedua arti kalimatnya sama, tetapi pada proporsi, jika
dijumpai adanya contoh seperti pernyataan pertama dan pernyataan
kedua, maka pemberiak variabel proposisi harus berlainan karena
proposisi tidak diizinkan menafsir arti kalimatnya.
Contoh 2-8.
A = Badu lapar, maka
“Tidak A” = Badu tidak lapar.
B = Badu kenyang,
maka “Tidak B” = Badu tidak kenyang.
Jadi tidak
dipernolehkan mengganti “Tidak A” dengan B, walaupun artinya
sama.
- Pemberian Nilai
Huruf A, B, C, dan
seterusnya digunakan untuk menggantikan proposisi dan disebut
variabel-variabel proposisional, dan hanya memiliki nilai benar (True
T) dan salah (False F). Jadi pemberian nilai pada variabel
proposional hanya T dan F
Komentar
Posting Komentar